Sabtu, 17 November 2012

Minahasa? ‘Mari Jo Jaga Torang Pe Budaya'

Sebuah kata bijak mengatakan, “tanpa manusia, budaya tidak ada, namun lebih penting dari itu, tanpa budaya, manusia tidak akan ada” (Clitford Geetz).

Sebuah kata bijak yang sederhana, namun sangat dalam makna dan filosofinya. Melihat fenomena – fenomena yang terjadi tentang kebudayaan di negara kita ini, Indonesia, sudah mulai ke arah yang waspada. Contohnya saja lagu daerah milik Indonesia yang diklaim oleh negara tetangga, yaitu Malaysia. Mereka mengaku bahwa lagu tersebut berasal dari negara mereka sendiri. Padahal ada bukti otentik yang menjelaskan bahwa lagu tersebut pertama kali direkam di Indonesia yaitu di daerah Solo, Indonesia. Namun juga ada kabar bahwa pihak Malaysia berargumen bahwa lagu ini adalah lagu milik bersama. Tetapi tidak terdengar penyelesaian yang begitu jelas antar 2 negara. Tidak hanya di sektor lagu saja, banyak hal lain yang diperebutkan oleh negara lain.
Nah, maka dari itu karena kebetulan saya sebagai orang Indonesia yang memiliki keturunan atau generasi berdarah Minahasa yang tepatnya dari daerah Tondano, ingin mengajak anda untuk mengenal kebudayaan-kebudayaan yang ada di tanah Minahasa yang patut anda ketahui dan patut kita lestarikan sebagai salah satu bentuk kepedulian kita sebagai generasi muda yang saat ini telah jauh telah dipengaruhi oleh budaya-budaya luar/asing. 
Tak sedikit loh muda-mudi jaman sekarang yang tidak tahu bahkan tidak mengenal lagi budaya asli mereka.

Berbicara tentang yang namanya kebudayaan, ada baiknya kita tahu juga apa sih maksud dan arti sebenarnya dari Kebudayaan?

“Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya. Dengan demikian, kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, rencana-rencana, dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dipunyai oleh manusia, dan digunakannya secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah-laku dan tindakan-tindakannya.”

Suatu kebudayaan merupakan milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu golongan sosial, yang penyebarannya kepada anggota-anggotanya dan pewarisannya kepada generasi berikutnya dilakukan melalui proses belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun yang tidak (termasuk juga berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia). Dengan demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai suatu pengetahuan mengenai kebudayaannya tersebut yang tidak sama dengan anggota-anggota lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi tidak selamanya sama.

Setelah paham benar tentang makna Kebudayaan, saya ajak anda untuk mengenal Kebudayaan Minahasa yang patut untuk kita jaga dan lestarikan.

Minahasa
Minahasa adalah salah satu suku yang berada di Propinsi Sulawesi Utara. Nah suku ini sering juga disebut orang 'Manado' atau `Kawanua'. Domisili suku Minahasa meliputi seluruh Kabupaten Minahasa, termasuk pulau-pulau kecil seperti Bunaken, Mantahage, Talise, Bangka, dan Lembeh. Untuk bentuk Rumah adat Minahasa itu merupakan rumah panggung yang terdiri dari dua tangga di depan rumah. Dari segi bahasa, Di Minahasa ada sekitar empat bahasa daerah diantaranya bahasa Totemboan, Tombulu, Tonsea, Bantik, Tonsawang. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di Kota Tomohon selain menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa percakapan juga menggunakan bahasa daerah Minahasa.

Alat Musik
- Kolintang
Kolintang adalah instrument musik tradisional yang sudah sangat terkenal di Indonesia. Instrument kolintang telah diketahui sejak jaman dahulu dan telah dipopulerkan oleh masyarakat melalui berbagai macam pertunjukan. Instrument ini semuanya terbuat dari kayu dan disebut "mawenang".

- Musik Bambu
Musik bambu adalah alat musik yang dibuat dari bambu dan dimainkan oleh kurang lebih 40 orang. beberapa jenis musik bambu adalah :
  * Musik Bambu Melulu yaitu seluruh instrument terbuat dari bambu.
  * Musik Bambu Klarinet instrument terbuat dari bambu dan sebagian dari "bia".
  * Musik Bambu Seng beberapa instrument terbuat dari bambu.

- Musik Bia adalah alat musik instrument yang terbuat dari bia. 
Lagu Daerah
- O Ina Ni Keke
- Oh Minahasa 

Makanan
- Bubur manado
- Ayam rica-rica
- Bia kolobi

Tari-Tarian 
- Tari Maengket
- Tari Maowey Kamberu
- Tari Marambak
- Tari Lalayaan
- Tari Katrili
- Tari Kabasaran

Ungkapan Tradisional
Ungkapan tradisional merupakan karya budaya bangsa Indonesia, termasuk juga ungkapan tradisional daerah Minahasa. Biasanya, ungkapan tradisional (lisan atau tulisan) disusun dalam bahasa setempat (Minahasa) sehingga tidak semua pihak dapat memahaminya. Oleh karenanya, hasil karya budaya yang mulai ditinggalkan ini perlu "dikenalkan kembali" paling tidak kepada pendukung kebudayaan yang bersangkutan.

Terlalu banyak ungkapan dari Minahasa untuk ditulis. Oleh karenanya, dalam tulisan ini hanya diutarakan beberapa contoh yang berkaitan dengan nilai religi, kepemimpinan, etos kerja, etika pergaulan, dan rezeki atau kebahagiaan. Beberapa contoh ungkapan tradisional daerah Minahasa adalah sebagai berikut:

1. Tia kaliuran di masena umpalampangan yang artinya: jangan lupa kepada Dia yang memberi jalan terang. setiap insan selalu diingatkan agar jangan melupakan Dia (Tuhan) yang selalu menjaganya.

2. Katenturan tuun eh sera dai matowo-towo yang artinya, pemimpin atau orang yang berpendidikan tinggi seharusnya memberi contoh yang baik kepada bawahan atau yang berpendidikan rendah.

3. Salumampang, lumampango ya makanner yang artinya Kalau berjalan, berjalanlah ke dalam. Maksudnya, bila mengerjakan suatu pekerjaan, janganlah setengah¬setengah, tetapi dengan sungguh sampai tuntas.

4. Wolai tampalingitan taakan palewo-lewoon, Sa sia palewoon paparleknamo para yang artinya, kera yang jahat jangan diganggu, bila diganggu is akan memperlihatkan pantatnya. Maksudnya, dalam pergaulan antar sesama diharapkan jangan meremehkan atau melecehkan atau menghina seseorang karena bisa mengakibatkan kesulitan pada diri sendiri.

5. Kamang kinaayoan, kinombaan ne sumesena. Yang artinya, bahagian atau rezeki yang diperoleh ditentukan oleh bintang. Maksudnya, bahwa bahagia atau rezeki yang didapat ditentukan oleh yang Maha Kuasa.


Bagaimana, sangat menarik bukan? Ternyata budaya kita ini sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan kemanusiaan loh, Bangga deh.
Orang Minahasa sangat terkenal dengan slogan Torang Samua Basudara, kita patut bangga, salut, dan terlebih lagi harus terus melestarikan yang namanya Budaya Mapalus (Sistem Gotong-Royong Masyarakat Minahasa)
Budaya Mapalus
Salah satu bentuk dari wujud kebudayaan sistem sosial adalah gotong-royong yang masih dilakukan oleh banyak suku bangsa di Indonesia. Gotong-royong adalah bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu, dengan azas timbal-balik yang mewujudkan adanya keteraturan sosial dalam masyarakat. Pada dasarnya, kegiatan gotong-royong melibatkan banyak anggota suatu kelompok masyarakat.
Di kalangan masyarakat Minahasa, gotong-royong dikenal dengan istilah mapalus, pada awalnya mapalus dilakukan khusus pada kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang pertanian, mulai dari membuka lahan sampai memetik hasil atau panen. Kegiatan gotong-royong semacam ini berlangsung sesuai permintaan atau sesuai giliran. Ketika seorang anggota masyarakat akan melakukan pekerjaan yang membutuhkan banyak tenaga kerja, maka hal tersebut disampaikan kepada kepala adat, yang selanjutnya akan mengerahkan warga masyarakat lainnya untuk ikut membantu.
Bila di antara orang-orang yang telah memberi bantuan tersebut menghadapi kondisi serupa pada suatu saat, maka orang yang telah dibantunya dulu akan balas membantunya. Pada zaman sekarang kebudayaan ini masih berlangsung ditanah Minahasa hal tersebut dapat dilihat dengan kerjasama warga untuk gotong-royong apabila ada perayaan acara besar maupun kedukaan.

Menjunjung Tinggi Nilai Kebersamaan
Sebagai mahluk sosial, manusia tidak dapat hidup menyendiri dalam memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidupnya. Dengan kata lain interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang perorangan serta antara kelompok-kelompok manusia. Sampai sejauh ini, pelaksanaan mapalus dapat berlangsung dengan baik karena ada unsur musyawarah untuk mencapai mufakat, yang secara tidak langsung menunjang rasa kebersamaan di antara warga yang terlibat dalam mapalus. 
Dengan penuh kesadaran anggota masyarakat yang lain akan membantu keluarga yang menyelenggarakan kegiatan atau pekerjaan, karena sebagai mahluk sosial yang berbudaya mereka adalah bagian dari masyarakat yang harus saling memperhatikan. Nilai kebersamaan ini mengikat para warga/ anggota masyarakat untuk tidak bertindak sendiri dalam menghadapi suatu pekerjaan atau masalah besar yang sebenarnya membutuhkan bantuan orang lain.

Dampak Modernisasi
Inilah hal yang harus dipertanggungjawabkan mengenai pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia. Mengapa kita harus selalu mengikuti jalur yang seperti ini? Apakah budaya asing dapat memberikan solusi tentang perbaikan jati diri setiap manusia? Karakter manusia itu berbeda-beda karena ini semua tergantung oleh sifat dan watak perilakunya masing-masing. Pada dasarnya dalam menyikapi tentang persoalan yang demikian ini kita justru cenderung pada bagaimana upaya penanggulangannya agar supaya jati diri kita sebagai manusia yang sejati tidak rusak.
Zaman semakin berubah sehingga perubahannya tidak mampu untuk mengontrol tingkah laku manusia sebagai mahkluk sosial yang berbudaya. Pada kenyataannya perkembangan zaman dan kemajuan teknologi mengubah pola hidup manusia. Dimana setiap orang berusaha utuk menjadi yang terbaik, sehingga persaingan nampak begitu jelas. Mereka berlomba-lomba untuk kepentingan pribadi dan kelompok tertentu tanpa memperhatikan kepentingan orang lain. 
Kelebihan yang dimiliki setiap pribadi maupun suatu kalangan justru menjadi kesombongan dan menganggap orang lain justru tidak penting sama sekali. Hal seperti itu yang harus kita perhatikan. Dimana lagi budaya gotong-royong dan saling membantu? Budaya itu tidak hanya ditunjukan dengan cara membantu sesama tetapi juga dengan cara memberikan nasehat kepada sesama dengan penuh kasih. Hal yang baik jelas harus  dipelihara karena 'Torang Samua Basudara'


Patutnya sebagai generasi muda penerus bangsa, kita harus mencintai budaya, melestarikan dan jangan pernah MALU untuk mengakui BUDAYA DAERAH kita.

Anda Orang Minahasa? 
‘Mari Jo Jaga Torang Pe Budaya'

6 komentar:

Tulisan adalh cermin dari karakter seseorang.

saat ku baca artikel Sister, betapa lembut dan enak di baca. Mungkin orangnya juga manis dan elok terhadap sesama... salam kenal Kawanuablogger,,, ? Mari jo sama sama Jaga torang pe Budaya..... (salam Blogger)

@Kristian Repi:
Hahaa. Makasi ya. :) (Salam Blogger)

Ungkapan tradisonal di artikel di atas dalam bahasa apa ya?

@Ronny Deddy Rondonuwu:
Dalam bahasa Minahasa pak. :)

Ikut lomba seni dan budaya yah..
wah mantap nih..

Tulisannya bagus,

keep posting,

salam K2B

Posting Komentar